- Kawal Izin KHDPK 912 Hektar, Gedhe Nusantara Dampingi Petani Cilacap Audiensi dengan Kementerian Kehutanan - 7 November 2025
- Gedhe Nusantara Ajak Petani Sarwadadi Bangun Ekonomi Kolektif di Area Perhutanan Sosial - 2 November 2025
- Literasi Digital Bekal Penting Bagi Konten Kreator Desa - 27 Oktober 2025
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Perkumpulan Gedhe Nusantara untuk memfasilitasi pelatihan produksi video pembelajaran di Kabupaten Jayapura, Papua. Kegiatan yang berlangsung intensif selama tiga hari, pada 9-11 September 2024, ini bertujuan strategis untuk melahirkan konten kreator dari masyarakat kampung.
Para kreator ini diharapkan memiliki kemampuan teknis mumpuni untuk membantu pemerintah kampung dalam memublikasikan beragam praktik-praktik baik dan inovasi yang telah berhasil mereka lakukan kepada khalayak luas.
Publikasi praktik baik ini dinilai krusial. Selama ini, banyak keberhasilan dan inovasi di tingkat kampung, terutama di Tanah Papua, yang tidak terdokumentasi dan terpublikasi dengan baik. Akibatnya, keberhasilan tersebut sulit untuk direplikasi oleh kampung lain dan tidak menjadi bagian dari narasi pembangunan nasional.
Dengan adanya kreator konten lokal yang terlatih, diharapkan narasi-narasi positif dari Kabupaten Jayapura dapat disebarluaskan. Hal ini sekaligus dapat menjadi bahan pembelajaran, inspirasi, dan motivasi bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk bergerak maju.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari empat kampung yang tersebar di dua distrik berbeda. Keempat kampung tersebut adalah Kampung Yoboi dan Kampung Nendali dari Distrik Sentani Timur, serta Kampung Doyo Lama dan Kampung Sosiri dari Distrik Waibu.
Untuk memastikan keberlanjutan dan dampak yang lebih luas, peserta tidak hanya berasal dari masyarakat umum kampung. Pelatihan ini juga secara khusus mengikutsertakan para pemangku kepentingan digital desa, seperti pendamping lokal desa (PLD), pendamping desa (PD), duta digital, serta relawan lokal Pace-mace Admin TIK (Pemantik). Keterlibatan para pendamping dan agen digital ini dipandang krusial untuk mendiseminasi pengetahuan dan mengakselerasi adopsi teknologi di wilayah tugas masing-masing.
Direktur Gedhe Nusantara, Yossy Suparyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program yang telah dirintis sebelumnya dan menunjukkan adanya peningkatan skala partisipasi.
“Ini adalah kelanjutan dari Bimbingan Teknis Pembelajaran Melalui Online Video Platform (OVP) yang telah diselenggarakan pada tahun 2023. Saat itu hanya ada tiga desa yang terlibat, kini bertambah satu menjadi empat kampung,” ujar Yossy di sela-sela kegiatan.
Yossy Suparyo menegaskan, keterlibatan Gedhe Nusantara dalam program ini merupakan bagian dari komitmen kemitraan strategis dengan Kemendes PDTT, khususnya untuk mendukung program Akademi Desa. Akademi Desa sendiri merupakan program Kemendes PDTT yang bertujuan meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat desa melalui berbagai pelatihan.
“Gedhe telah menandatangani perjanjian kerja bersama dengan Kementerian Desa PDTT sehingga siap mendukung program Akademi Desa di mana pun,” tegasnya.
Dalam memfasilitasi pelatihan teknis ini, Gedhe Nusantara berkolaborasi dengan akademisi dari Telkom University Purwokerto. Yossy menegaskan, kolaborasi kerja lintas sektor ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas keluaran program.
“Pendekatan ini akan mempercepat praktik inovasi dan adopsi teknologi di wilayah perdesaan, terutama untuk mengangkat inovasi kampung di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua,” tambah Yossy.
Pelatihan intensif selama tiga hari ini berhasil menghasilkan delapan karya video pembelajaran yang siap dipublikasikan. Judul-judul video tersebut merefleksikan beragam inovasi dan potensi yang dimiliki masing-masing kampung.
Dari Kampung Nendali, lahir video berjudul “Pemuda Pelopor Ekonomi Hijau” dan “Budidaya Ikan Air Tawar”. Sementara Kampung Doyo Lama memproduksi karya “Air Bersih di Doyo Lama” dan “Segitiga Emas di Ujung Timur”, yang menyoroti pengelolaan sumber daya vital dan potensi ekonomi lokal.
Kampung Sosiri juga tidak ketinggalan, dengan menghasilkan video “Pemerintah Kampung Sosiri berinovasi, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat” dan “Pemberian Makanan Tambahan untuk anak anak beresiko stunting dan stunting”. Kedua video ini fokus pada inovasi tata kelola pemerintahan dan isu kesehatan prioritas.
Terakhir, Kampung Yoboi yang terkenal dengan inovasinya, memproduksi video “Taman Gizi Terapung” dan “Festival Ulat Sagu”, yang mengangkat kearifan lokal dalam mendukung ketahanan pangan dan pariwisata.
Staf Pengajar Telkom University Purwokerto, Novanda Alim Setya Nugraha, yang turut mendampingi pelatihan, melihat antusiasme tinggi dari masyarakat. Ia berpendapat bahwa masyarakat kampung di Kabupaten Jayapura dapat menjadi agen perubahan utama bagi kemajuan di tanah Papua.
“Saya terkesan dengan semangat pemerintah dan masyarakat kampung di Jayapura. Mereka memiliki komitmen dan semangat untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan, pengelolaan sumber daya kampung secara baik, dan menguatkan partisipasi masyarakat kampung,” ujar Novanda.
Ia juga menegaskan komitmen pihaknya untuk terus mendukung hilirisasi teknologi di desa. “Kami berkomitmen untuk mendorong adopsi inovasi dan hilirisasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kampung,” pungkasnya.
Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon, menyambut positif lahirnya para konten kreator kampung. Baginya, keberadaan mereka dapat menjadi pemicu lahirnya industri kreatif baru di kampung-kampung Papua.
“Program ini melengkapi sejumlah program literasi informasi yang kami (Diskominfo) lakukan. Saya yakin para konten kreator kampung dapat menjadi dinamisator kemajuan kampung,” ujar Gustaf.
Lebih lanjut, Gustaf Griapon menegaskan bahwa Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura akan terlibat aktif untuk mereplikasi kegiatan serupa di kampung-kampung lainnya. Pihaknya akan mendorong agar kegiatan ini dapat didukung melalui skema pembiayaan yang berkelanjutan.
“Kita akan mendorong kegiatan ini dapat dibiayai melalui Dana Kampung maupun Dana Otonomi Khusus (Otsus),” tutupnya.

