- Gedhe Nusantara Dampingi Pelatihan Produksi Video untuk Konten Kreator Desa Kabupaten Konawe - 13 November 2024
- Pelatihan Content Creator Muda Desa Hoder dan Desa Wairbleler Berjalan Sukses: Menghasilkan 6 Video Pembelajaran untuk Pemberdayaan Masyarakat - 2 November 2024
- Pelatihan Content Creator Muda Desa Sukses Digelar di Pelalawan - 14 September 2024
Gedhe Foundation mendukung inisiatif puluhan desa di Banyumas untuk melakukan kerjasama antardesa melalui Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDes Bersama). Untuk memperkuat gagasan itu, Gedhe terlibat dalam penyelenggaraan Fokus Dissusion Group (FGD) Kerjasama Desa, Senin (29). FGD Kerjasama Desa ini berlangsung di Hotel Grand Kanaya Baturraden diikuti oleh 50 desa yang tersebar di Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Kebumen, dan Purworejo.
FGD Kerjasama Desa dibuka oleh Amin Subkhantoro, Kepala Desa Mandirancan yang Ketua Tim Sembilan, tim kecil yang dibentuk oleh 25 desa di Banyumas untuk mempersiapkan pembentukan BUMDes Bersama. Menurutnya, BUMDes Bersama menjadi pilihan paling rasional desa-desa untuk membangun unit usaha desa yang memiliki skala ekonomi cukup besar, kuat, dan mandiri.
“Sudah genap satu tahun ini, kami sepakat untuk membangun usaha bersama. Kemandirian desa dapat ditunjukkan melalui peningkatan pendapatan asli desa. ” ujarnya.
Pada sesi pertama FGD dimulai dengan pemaparan para pemantik diskusi, antara lain Budiman Sudjatmiko (Anggota DPR RI, mantan Wakil Ketua Pansus UU Desa), Suhamdani (Kepala Sub Direktorat Kerjasama dan Kemitraan Desa Kementerian Desa PDTT), Eko Prijanto (Kepala Bappedalitbangda Banyumas), OJK Pusat, dan BP2DK.
Pada sesi kedua hadir para pelaku bisnis yang siap bekerjasama dengan desa, seperti PT Retota Sakti, Koperasi Benih Kita (Kopbeta), Kopkun Institute, Cibenda Farm, PT Buka Peta, PT TDK, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT BUM Desa Indonesia. PT Retota Sakti menawarkan kerjasama budidaya serat alam, seperti pisang abaka dan rami. Kopbeta menawarkan kerjasama budidaya jagung pakan sebagai produk unggulan kawasan perdesaan. Kopkun Institute menawarkan pengembangan toko retail berbasis warung desa.
Setelah itu, para peserta membentuk kelompok-kelompok kecil untuk merincikan jenis kerjasama yang akan dilakukan desa, baik kerjasama antardesa maupun kerjasama desa dengan pihak ketiga.