2009
Pada 2009, Yossy Suparyo mengembangkan dukungan manajemen pengetahuan untuk mendokumentasikan dan menyebarkan praktik baik yang lahir dan dipelopori oleh komunitas dan desa. Gagasan tersebut tak lepas dari latar belakang pekerjaannya di Combine Resource Institution yang banyak bersentuhan dengan pengembangan media komunitas dan teknologi informasi.
Desa Mandalamekar, Jatiwaras, Tasikmalaya merupakan desa pertama yang dia dampingi secara sukarela dan mandiri. Baginya, masyarakat dan pemerintah desa mampu mengembangkan mekanisme pertahanan diri (self depend mechanism) untuk mengikuti perkembangan zaman yang tidak selalu ramah. Cara dan strategi desa dalam mempertahankan diri menjadi inspirasi utama bagi dia untuk menjadi modal perubahan sosial.
2010
Yossy Suparyo mengembangkan portal untuk mendokumentasikan perjalanan, gagasan, dan kegiatan yang dia tekuni dengan http://gedhe.com. Pengembangan portal ini dibantu oleh Nanang (Boncu) pegiat teknologi informasi dan komunikasi di Yayasan Air Putih Jakarta.
2011
Yossy Suparyo bertemu dengan pegiat teknologi berbasis open source “Gethux Linux” dan Wikipedia di Politeknik Pratama Purwokerto. Mereka sering kumpul-kumpul untuk membahas bagaimana pengembangan teknologi di dunia perdesaaan. Akhirnya, mereka melakukan kerja kolektif untuk mengembangkan Gerakan Mandalamekar Go Open Source dengan mengusung distro Gethux Siga Ruyuk 1.0, yaitu pengembangan antarmuka sistem operasi komputer bahasa Sunda.
Pada fase ini, mereka mendapat tambahan energi dari aktivis lingkungan hidup di Purwokerto. Muncul keinginan untuk menduplikasi pengalaman Desa Mandalamekar di desa-desa di Banyumas. Desa yang siap adalah Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Maka, dirancanglah suatu workshop untuk mempertemukan Desa Mandalamekar dan Desa Melung dalam sebuah workshop desa bertopik Desa Membangun pada 24-25 Desember 2011. Akhirnya, lahirlah Gerakan Desa Membangun (GDM).
2012
Inisiatif untuk mendorong praktik tata pemerintahan yang baik melalui penerapan teknologi informasi terus berkembang, melalui lokakarya Desa Membangun di berbagai kota. Maka pada medio 2012 digelar Festival Jawa Kidul (JadulFest) di Desa Mandalamekar sebagai bentuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman antardesa di kawasan Jawa Bagian Selatan. Festival ini mendorong isu perubahan desa melalui regulasi baru bernama RUU Desa.
Pada Desember 2012, diskusi HUT GDM ke 1 di Desa Melung maka diputuskan pentingnya lembaga pendukung agar gagasan tentang perubahan desa tidak putus di tengah jalan.
2013
Para pegiat desa sepakat untuk mendorong nama Gedhe sebagai identitas lembaga. Pada Pada 21 April 2013, Yossy Suparyo, Budhi Satrio, Bayu Setyo Nugroho, Kodirin, Sungging Septivinato mendaftarkan Yayasan Gedhe Nusantara sebagai nama lembaga pendukung Gerakan Desa Membangun di kantor Notaris Yul Firman SH dengan Akta Nomor 5 pada 21 April 2014.