- Gedhe Nusantara Memproduksi Video Inspirasi Ekonomi Hijau di Desa Sugihmukti - 1 Desember 2025
- Gedhe Nusantara dan Samdhana Institut Konsolidasikan Standar Pelaporan Program Perhutanan Sosial - 1 Desember 2025
- Kelompok Tani Sidadadi Cilacap Petakan Sumber Daya Perhutanan Sosial sebagai Fondasi Pendirian Koperasi Produksi - 29 November 2025
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan program menjadi fokus utama dalam rapat konsultasi daring antara Gedhe Nusantara dan Samdhana Institut pada Senin (1/12). Pertemuan via Zoom Meeting ini secara khusus membahas standar penyusunan laporan, baik narasi maupun keuangan, untuk Program Penguatan Kapasitas dan Kelembagaan Petani Hutan di Area Perhutanan Sosial Tahap 1.
Rapat ini merupakan langkah strategis untuk memastikan keselarasan dan kualitas pelaporan yang akan diajukan kepada lembaga donor serta dipublikasikan kepada masyarakat. Direktur Eksekutif Gedhe Nusantara, Yossy Suparyo, menegaskan bahwa pelaporan bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bentuk transparansi dan akuntabilitas lembaga dalam mengelola dana dan program.
“Pelaporan adalah wujud komitmen kami. Selain disampaikan kepada lembaga donor sebagai pertanggungjawaban atas hibah yang diterima, Gedhe Nusantara memiliki kebijakan untuk selalu memberikan laporan secara terbuka kepada publik,” ujar Yossy.
Menurutnya, komitmen untuk mempublikasikan laporan kepada masyarakat luas adalah upaya untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa setiap sumber daya yang digunakan benar-benar dialokasikan untuk kepentingan masyarakat, khususnya petani hutan yang menjadi sasaran program.
Tim program dari kedua lembaga mendiskusikan secara mendalam mengenai komponen yang harus ada dalam laporan narasi. Laporan narasi ini wajib mencakup kemajuan implementasi program, capaian kinerja berdasarkan indikator yang telah disepakati, tantangan yang dihadapi, serta pelajaran (lessons learned) yang dapat dipetik selama implementasi Tahap 1.
“Kami ingin laporan narasi ini dapat menceritakan dampak nyata yang dirasakan oleh petani hutan, bukan hanya deretan angka aktivitas,” lanjut Yossy Suparyo.
Secara teknis, pembahasan juga menyentuh kerangka logis pelaporan keuangan. Standar pelaporan keuangan harus mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan mudah diaudit, dengan klasifikasi pengeluaran yang jelas dan terperinci. Hal ini penting untuk memverifikasi bahwa alokasi anggaran sesuai dengan perencanaan program yang disetujui.
Program penguatan kapasitas dan kelembagaan petani hutan di area perhutanan sosial bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola kawasan hutan secara berkelanjutan dan mandiri. Tahap 1 dari program ini berfokus pada sosialisasi program, audiensi kelompok tani ke Kementerian Kehutanan, pengembangan kelembagaan koperasi atau kelompok tani, serta penataan batas tata kelola perhutanan sosial.
Pelaporan yang akurat dan komprehensif dari Tahap 1 akan menjadi dasar evaluasi untuk perbaikan program di tahap selanjutnya. Data dari laporan tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi keberhasilan model intervensi, serta menentukan strategi adaptasi yang diperlukan agar program dapat mencapai hasil yang optimal.
Konsultasi ini menegaskan sinergi kuat antara Gedhe Nusantara dan Samdhana Institut dalam menjamin kualitas tata kelola program. Kedua lembaga sepakat bahwa integritas data dalam laporan adalah kunci untuk mempertahankan dukungan donor dan komitmen kepada publik, sekaligus menjamin keberlanjutan misi penguatan petani hutan di Indonesia.
Laporan final program Tahap 1 ini direncanakan rampung dan siap diserahkan pada tengah Desember.

